5 Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Gejala Fobia Sosial

Salah satu ciri anak fobia sosial adalah kecenderungan anak untuk menarik diri dari lingkungan serta sulit bergaul. Anak ini umumnya mengalami ketakutan menjalin pertemanan dengan teman-teman sebayanya. Kondisi fobia sosial tentu tidak diharapkan. Untuk itu berikut adalah cara yang bisa ditempuh orangtua agar si anak tidak fobia sosial.

Sebagai orangtua anda harus dapat membedakan antara gejala pemalu dengan fobia sosial karena kedua hal ini tentu berbeda jauh. Anak yang pemalu tidak memiliki masalah dan ketakutan berlebihan ketika memulai berinteraksi dengan dunia luar. Hal ini berbeda dengan fobia sosial dimana anak akan cenderung menarik diri karena takut untuk berinteraksi sosial.

Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan gejala fobia sosial pada seorang anak seperti sulit untuk bergabung dalam kelompok pertemanan, jumlah temannya sangat terbatas, cenderung sering menarik diri dari pergaulannya, mengalami kecemasan ketika disuruh untuk bergaul dengan temannya yang ditunjukkan dengan kondisi mengamuk atau tantrum, seperti menangis, mengasingkan diri bahkan tidak mampu berbicara, anak ini juga cenderung untuk menghindar menjadi pusat perhatian seperti berbicara di depan kelas, mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan, bertanya di dalam kelas serta menjawab telepon.

Jika fobianya parah bahkan dapat membuat si anak mengalami gejala fisik seperti pipi memerah, keringat dingin, gemetar, mula, sakit perut dan sebagainya ketika diharuskan menjadi pusat perhatian.

Kondisi fobia sosial bukan merupakan kondisi yang dapat dibiarkan begitu saja. Kondisi ini bahkan dapat mendatangkan dampak buruk terhadap hubungan sosialnya, performa akademis dan tingkat kepercayaan diri. Untuk membantu anak keluar dari kondisi ini berikut cara yang bisa anda terapkan:

  1. Tidak Menyebut Anak dengan Sebutan Penakut dan Pemalu

Jangan pernah sekali-sekali menggunakan label-label negative yang disematkan kepada si anak. Label negative yang berulang-ulang disematkan kepada si anak justru akan membuat si anak percaya terhadap label tersebut hingga semakin menggerus kepercayaan dirinya.  Kondisi ini membuat fobia sosialnya akan semakin memburuk. Anda seharusnya dapat membangun kepercayaan dirinya di hadapan orang lain.

  1. Menanamkan Pemikiran Positif

Fobia sosial sebenarnya akan membuat anak memiliki persepsi negative sebelum memulai suatu usaha seperti takut dicemooh, dihina dan ditertawakan orang lain. Anda bisa menanyakan dan mengklarifikasi si anak kenapa dia memiliki kekhawatiran seperti itu. Dengan mengetahui alasannya maka anda dapat memberikannya dukungan dan menjelaskan bahwa selama anak anda sudah berusaha keras maka tidak ada seorangpun yang berhak mencemooh hasil karyanya.

  1. Mengajak Anak Bergaul

Anda dapat mengajarkan anak untuk bergaul dengan teman sebayanya. Dengan begini si anak akan termotivasi dan percaya diri untuk mulai bergaul dengan temannya.

  1. Tidak Memaksa Anak

Ketika si anak sedang berada di lingkungan sosial, jangan paksa anak untuk berbicara dengan orang lain. Anda dapat memotivasi si anak untuk ikut bergabung dengan temannya. Yakinkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan si anak.

 


Mau DIKIRIMKAN artikel parenting secara GRATIS langsung ke HP Anda? 


 

  1. Mengajarkan Cara Menenangkan Diri

Kecemasan tentu timbul pada anak fobia sosial yang baru memulai bergaul dengan lingkungannya. Anda dapat membantu si anak menghilangkan kecemasan dengan mengajarkan anak bernapas seperti sedang meniup balon. Caranya dengan menarik napas dalam empat hitungan, kemudian tahan dan lepaskan dalam masing-masing empat hitungan. Jika anak merasa tegang, anda dapat mengajarkannya untuk merilekskan otot dengan mengepalkan kedua tangan sekuatnya selama 5 detik kemudian lepaskan perlahan.

Yukk beli secara online serta pilih modelnya di sini :

Copyright © 2019 Mainan Anak Edukatif