Hanya orang tua bodoh yang tak mau memuji anaknya!
Ungkapan di atas sepertinya agak keras, tetapi memang harapannya jadi awareness para orang tua dalam mendidik. Ayah Bunda jangan lupa, anak kita itu masih “kanak-kanak”. Sebagian mereka bahkan usianya belum lagi sepertiga dari umur kita. Jangan pernah samakan kemampuan mereka dengan kemampuan kita.
Table of Contents
Pujilah Mereka di Banyak Momen
Pujilah mereka setiap mengalami kemajuan walau sedikit. Pujilah mereka saat membuat karya walau tak begitu bagus. Pujilah mereka saat melakukan hal-hal yang baik. Pujilah mereka saat mau melakukan apa yang kita perintahkan. Dan masih banyak lagi. Saat anak kita membuat sebuah gambar yang “tidak berbentuk”, setidaknya mereka sudah menghasilkan karya. Jangan samakan hasil gambar mereka dengan gambar kita (padahal bisa jadi gambar hasil kita juga belum tentu lebih bagus). Dengan keterbatasan usia mereka, mereka bisa mencipta seperti itu sudah bagus. Berikan kata-kata, “bagus”, “mantap”, “pintar”, dst. Bahkan saat Anda sedang dipenuhi masalah dan tidak mau diganggu, lalu anak Anda menunjukkan sebuah karya, minimal Anda “memaksakan” diri tersenyum sambil acungkan jempol walau tak keluar sepatah kata pun.Pujian adalah Energi
Pujian adalah energi untuk ia menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Pujian akan membangkitkan motivasinya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik. Pujian adalah kekuatan untuk merangsang kepercayaan dirinya, sesuatu yang sangat dibutuhkannya di masa depan. Anak yang hidup dari cercaan, bukan pujian, akan jadi anak minder, di masa depan ia justru akan kesulitan membuat sesuatu yang benar, karena selalu takut disalahkan. Anak yang hidup dari pujian akan berani melakukan inovasi, kreativitasnya berkembang dan ia bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Soal hasil yang belum sempurna, Anda bisa memperbaikinya sambil jalan. Anda bisa memberitahu koreksi-koreksinya sambil berbicara santai kepadanya. Yang jelas, Anda harus buat suasana nyaman dulu untuk melakukan koreksi. Semua kemajuan anak tadi harus dihargai, dan penghargaan itu akan membuatnya mau melakukan hal yang lebih baik di masa depan. Koreksi atas kesalahan yang masih ada lebih mudah dilakukan dalam kondisi ini.
Pujian juga merupakan doa, agar anak bisa sesuai dengan apa yang dipujikan. Jika repetisi ini terus dilakukan, akan masuk ke alam bawah sadarnya bahwa ia seperti itu. Dan insya Allah akan benar-benar terjadi di masa depan. Jadi Ayah Bunda, siap memuji anaknya?
]]>


