penulis : admin
Bagi sebagian ayah, kesehatan adalah domainnya pribadi. Seakan orang lain tak boleh turut campur atas masalah kesehatannya. Atau minimal dalam memberi saran pun orang lain sering kali diabaikannya. Misalnya ketika si ayah sedang bekerja keras dan diminta istirahat oleh istrinya, bisa jadi ia marah dengan alasan pekerjaannya masih banyak. Atau jika disampaikan kemungkinan ia bisa sakit jika kurang istirahat, sebagian akan menjawab dengan ego-nya, “kalau pun sakit, yang sakit saya sendiri, bukan kamu atau anak-anak…!”.
Benarkah sikap tersebut?

Table of Contents
Jagalah Kesehatan, Demi Buah Hati Kita!
Pikirkan baik-baik! Jika Anda sakit, maka apa yang terjadi? Pekerjaan Anda menjadi terhambat, target-target menjadi mundur dan Anda tidak bisa menunaikan peran baik sebagai ayah atau sebagai suami dengan optimal. Kalau sampai kondisi ekstrim terjadi (di mana Anda akhirnya sakit), maka bisa jadi akan banyak hal yang sudah direncanakan menjadi “berantakan”. Belum lagi kondisi sangat ekstrim “yang mulai terjadi” ke sebagian orang. Selama ini orang tua muda merasa bahwa “penyakit-penyakit pembunuh” seperti sakit jantung hanya menghinggapi orang-orang tua saja. Padahal sudah mulai banyak kasus terjadi di mana korban-korban penyakit ini adalah mereka yang masih berusia muda. Apakah mereka malas berolah raga? Sebagiannya tidak, malah rajin fitness, dll. Tetapi pola hidup mereka “berantakan”, pola makan dan istirahat amburadul, sehingga fisik mereka pun rusak.3 Hal Penting dari Sisi Fisik untuk Menjaga Kesehatan
Para ahli sudah menyebutkan ada 3 hal utama dari sisi fisik yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan, yaitu :- Olahraga yang teratur
- Pola makan dan makanan yang baik
- Pola istirahat yang benar
]]>


