
Table of Contents
Apakah Anda seorang suami yang punya masalah seperti ini?
Penghasilan Anda kalah besar, bahkan kalau jauh dari istri?
Selama ini mayoritas kebutuhan jadi istri yang penuhi, bukan Anda.
Atau istri mulai “menggugat” kurangnya nafkah yang Anda berikan?
Anda sudah berusaha keras, bekerja keras, tetapi memang gaji Anda Cuma segitu…
Mau resign, cari tempat kerja yang lebih baik belum dapat-dapat…
Sementara ini kebutuhan terus naik. Bahkan ada di antara Anda yang anaknya sebentar lagi berpindah jenjang sekolahnya, yang pasti butuh biaya besar.
Anda sudah berkali-kali cari jalan, tapi tidak ketemu…
Anda bingung harus cerita ke siapa lagi?
Ke teman, nanti mereka malah tahu kondisi kita, malu. Ke media social, lebih memalukan lagi.
Cerita ke istri tentu sudah tidak mungkin, yang ada kita makin diremehkan atau dijatuhkan.
Wahai para suami… bersabarlah… teruslah berikhtiar, jangan pernah berhenti!
Bisa jadi ini adalah episode, dimana kini hanya kita dan Allah swt yang tersisa.
Maka mengadulah kepada Allah swt.
Sampaikan bahwa tiada maksud kita begitu. Tiada maksud kita bergantung pada istri. Atau tiada maksud kita untuk menzalimi istri dan anak di tengah keterbatasan kita.
Kita sudah berusaha tapi belum menemukan jalannya.
Lalu mohonlah ampun pada Allah swt.
Sebab bisa jadi di tengah semua kegagalan ikhtiar kita untuk jadi lebih baik, ada hukuman yang sedang berlaku kepada kita untuk membayar dosa-dosa kita di masa lalu.
Di saat yang bersamaan, tegarlah dan tetap teguhkan keyakinan, bahwa kita ini SUAMI. Kita-lah yang akan menanggung nafkah istri dan anak kita.
Yakinlah, bahwa suatu saat, akan ada masanya dimana ketika nafkah itu “hanya” dari kita, semuanya cukup, bahkan berlebih. Akan ada masa dimana kalau pun istri bekerja, itu hanya sekedar menyalurkan hobinya, bukan untuk nafkah.
Kita para suami, diberikan kemuliaan untuk memimpin. Maka yakinlah dengan diri kita bahwa kita bisa.
Ketika sudah tak ada satu pun orang percaya, bahkan istri kita pun sudah tak percaya dengan kemampuan kita, maka kita lah yang harus yakinkan diri kita, bahwa kita bisa.
Pada saat yang bersamaan lagi, mengadulah kepada Allah swt untuk meridhai tekad ini, memudahkan jalannya, dan membimbing kita untuk melakukan jalan, tanpa harus melakukan kesalahan-kesalahan lagi.
Mari para suami… Bangkitlah! Jadilah suami sebenarnya. Tunjukkan pada istrimu, bahwa kau lah tulang punggung keluarga, bukan dirinya. Bahwa kaulah pemimpin keluarga, bukan dirinya.
Dan bukan Cuma sekedar tekad. Bersiaplah kerja keras, lebih cape, lebih letih dari biasanya. Lawan semua pembelenggu dari dalam diri kita. Hajar kemalasan, ketakutan, ketidakberanian akan kegagalan mencoba, dll.
Anda laki-laki. Maka mari menjadi laki-laki.
Agar dunia tidak lagi terbalik.
Dan istri kembali menjadi bidadari di istana rumah kita.
Bukan menjadi pencari nafkah di luar sana.
KATAKAN PADANYA : MULAI HARI INI, AKU AKAN NAFKAHI KAMU 100%! Kamu tinggallah di rumah menjaga buah hati kesayangan kita…
……………………………………………………………………………………………….
Sekedar saran untuk para suami. Untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Selain bekerja, usahakan cari bisnis sampingan.Apa saja, sesuai passion Anda.
Bisa jadi Anda akan lebih cape, lelah, kehabisan waktu. Tapi demi perjuangan, demi harga diri kita sebagai suami, lakukanlah.
Buatlah istri kita menjadi permaisuri cantik di rumah kita. Tak harus ke luar rumah berjibaku bersama laki-laki lain demi nafkah yang tak seberapa.
Biarlah beban itu Anda yang tanggung, sebagai “laki-laki”nya, suami yang akan terus menjaganya.
Pilihlah bisnis, yang bisa hasilkan profit terbaik untuk Anda. Yang bisa Anda kerjakan di luar pekerjaan Anda sekarang.
Karena hanya dengan bisnis sampingan, Anda bisa hasilkan penghasilan tambahan, tanpa harus ambil resiko keluar tempat pekerjaan sekarang…
Mulailah cari peluang kanan kiri, tanya teman, tanya relasi, searching, Googling, cari peluang terbaik yang bisa Anda lakukan.
Selamat berjuang! Semoga Anda menemukan bisnis terbaik.
……………………………………………………………………………………………….
PELUANG BISNIS RESELLER POSTER BELAJAR

Kami menawarkan Anda peluang bisnis terbaik, menjadi Reseller Poster Belajar… Kenapa peluang ini baik untuk Anda?
- Profitnya besar, 50% dari modal, bahkan lebih. Harga jual poster kami 12-15rb/pcs. Harga reseller mulai dari Rp. 8.000/pcs, bahkan kalau pembelian banyak, bisa lebih murah lagi.
- Bisa dropship, jadi bisa disambi dengan pekerjaan Anda sekarang, bahkan bisa jadi Anda mengerjakannya dari rumah, sepulang kerja, jadi masih bisa ketemu anak istri
- Dapat support digital marketing
- Produk berkualitas tinggi, sudah terjual dari Aceh – Papua
- Modalnya kecil. Hanya untuk beli paket perdana. Selebihnya Anda bisa dropship.
Terkait poin 5, mungkin ada yang bertanya, kenapa kalau bisa dropship, harus beli paket perdana. Untuk masalah ini, kami memang berharap, semua reseller bisa “get the feel” dulu… Merasakan jualan produknya secara langsung. Baru setelah itu dropship…
Mungkin juga ada yang tanya, apakah hasilnya bisa besar? Kami jawab ya, karena sudah ada yang buktikan dan kami sendiri pun sudah buktikan. Soal cara bisa Anda ikuti nanti.
Hebatnya lagi, walau pun awalnya bisnis ini untuk cari penghasilan tambahan, di sini Anda akan berikan kebermanfaatan lain, membantu sebanyak-banyaknya anak Indonesia untuk jadi cerdas.
Sebab Poster Belajar adalah satu di antara sekian stimulus positif yang direkmendasikan WHO dan pakar pendidikan untuk menaikkan kecerdasan dan karakter pembelajar anak.
Jadi bisnis ini punya value besar. Bisnis yang punya value, selain profit, biasanya juga akan jangka panjang. Sehingga Anda tak perlu gonta-ganti bisnis untuk penuhi kebutuhan keluarga.
Bahkan jika Anda makin serius, bisnis ini bisa jadi akan gantikan pekerjaan Anda kelak.
Kami sarankan, agar cita-cita Anda bahagiakan istri dan penuhi nafkah keluarga di atas terwujud, mulailah ikhtiar hari ini. Mulailah mendaftar hari ini juga.
Bayangkan wajah istri kita tersayang… Lalu,…
TAKE ACTION-lah sekarang, Jangan ditunda. Jangan biarkan masalah Anda terus berlarut-larut tanpa ada solusi. Bismillah, putuskan iya, lalu bergabunglah!
Silahkan lihat profit bisnis ini di sini :



